cerpen kemarau karya aa navis

Karyatulis. Antologi Lengkap Cerpen A.A. Navis (2005) Gerhana: novel (2004) Kemarau (1967) Bianglala: Kumpulan Cerita Pendek (1963) 20:06. bagus banget mas menulis tentang tokoh-tokoh seperti ini saya jadi tau tentang AA Navis sastrawan yang sangat terkenal. balas; Tulis komentar baru. Nama Anda: * email: * Materi isian ini bersifat Kemaraubook. Read 34 reviews from the world's largest community for readers. Kemarau panjang melanda sebuah kampung. Tanah jadi retak dan sawah pun jadi HajiAli Akbar Navis atau yang lebih dikenal dengan nama A.A. Navis adalah seorang sastrawan dan budayawan terkemuka di Indonesia, ia dikelompokkan ke dalam Sastrawan Angkatan 1950-1960. Cerpennya yang fenomenal, Robohnya Surau Kami, terpilih menjadi satu dari tiga cerpen terbaik majalah sastra Kisah, (1955). Ia menjadikan menulis sebagai alat Karya A.A. Navis. Ringkasan Umum: Musim kemarau yang panjang telah membuat semua penduduk desa putus asa dan akhirnya menjadi bermalas-malasan untuk bertani. Tapi ada seorang bernama Sutan Duano, dia terus mengairi sawah dengan mengangkat air dari danau walaupun panas terik menyengat tubuhnya. Tapi penduduk desa tidak mengikuti tapi malah Rencontre Femme Dubai Emirats Arabes Unis. Skip to content BerandaProfilKeluargaPergaulanTak Suka DiamPandangan KebudayaanPandangan PendidikanPandangan KesusasteraanKarya SastraOtobiografiPengantarOtobiografiKarya & KegiatanPandangan TokohPerpustakaanCerpenNovelCerita RakyatPuisiMakalahArtikelGaleriFotoVideoKontributorKontribusi CerpenKontribusi PuisiKontribusi EsseiKontribusi FotoKontribusi ResensiKontakLogin Cerpen Cerpen2021-11-26T163159+0700 Cerpen“Gugatan sosial yang diajukannya itulah yang membuat karya-karya fiksi Navis menjadi bahan dokumentasi sosial’ yang sangat berharga dalam perkembangan sastra kita…”. KH. Abdulrahman Wahid, budayawan/mantan Presiden Republik Indonesia Lagu Kenangannyaadmin2022-03-31T232341+0700March 31st, 2022Cerpen Navis Lagu Kenangannya ALANGKAH bencinya aku pada lagu itu. [...]Read More 0 I b uadmin2022-05-30T132339+0700March 31st, 2022Cerpen Navis I b u IBU sangat menyayangi kami, [...]Read More 0 Mariaadmin2022-03-31T205558+0700March 31st, 2022Cerpen Navis M a r i a AIR Batang Antokan [...]Read More 0 Fragmenadmin2022-05-30T191111+0700February 26th, 2022Cerpen Navis Fragmen RENCANANYA Ben Virga, penyair itu, bangun [...]Read More 0 Ganti Lapikadmin2022-02-22T160256+0700February 22nd, 2022Cerpen Navis Ganti Lapik SUDAH sepuluh tahun lebih aku tak [...]Read More 0 Kisah Seorang Amiradmin2022-02-26T153153+0700January 18th, 2022Cerpen Navis Kisah Seorang Amir DI KAMPUNGKU banyak benar [...]Read More 0 12Next Open Preview See a Problem? We’d love your help. Let us know what’s wrong with this preview of Kemarau by Navis. Thanks for telling us about the kebobrokan. To see what your friends thought of this book, please sign up. Be the first to ask a question about Kemarau 206 ratings 40 reviews Start your review of Kemarau The book is classic and interesting. Many things to comprehend in society are well written in this book. The characters are strong, the conflicts are very close to the reality, and the climax is unpredictable and I really can feel the raising in emotion until it reaches the would prefer to let the story stopped when the family meets on the bloody floor rather than give some closing story in a very short epilog like it is written in the book. I felt like, “meh”.. the epilog screws my The book is classic and interesting. Many things to comprehend in society are well written in this book. The characters are strong, the conflicts are very close to the reality, and the climax is unpredictable and I really can feel the raising in emotion until it reaches the would prefer to let the story stopped when the family meets on the bloody floor rather than give some closing story in a very short epilog like it is written in the book. I felt like, “meh”.. the epilog screws my positive feeling to this book. …more Ali Akbar Navis was a journalist and potential writer. He was a full time writer for Sripo and writes so many stories. His famous books was “Robohnya Surau Kami” which became a monumental work for Indonesian literature. His last work is “Simarandang” a social-culture journal which been published on April 2003. Navis passed away at age 79. Ali Akbar Navis was a journalist and potential writer. He was a full time writer for Sripo and writes so many stories. His famous books was “Robohnya Surau Kami” which became a monumental work for Indonesian literature. His last work is “Simarandang” a social-culture journal which been published on April 2003. Navis passed away at age 79. …more Need another excuse to treat yourself to a new book this week? We’ve got you covered with the buzziest new releases of the day. To create our… Welcome back. Just a moment while we sign you in to your Goodreads account. The purpose of this study is to compare literary works in the novel Kemarau by Navis and the novel The dry by Jane Harper. The method used in this research is descriptive qualitative research method. In the management of the data generated using the analysis of the theory of sociology of literature. This study uses a comparison table contained in the novel Kemarau by Navis and the novel The Dry by Jane Harper. The results of comparison of social values contained in the two novels, the novel Kemarau by Navis explains social values and the values about life contained in the novel Kemarau by Navis. Meanwhile, Jane Harper's novel The Dry is quite the opposite, but there are still moral values inserted. Through this research, it is hoped that it can increase reader's interest in literary works, and can increase the interest of researchers in comparative literary research. Keywords Novel, Comparative Literature, Drought, Fiction. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free SEBASA Vol. 5 No. 1, Mei 2022 Hal. 71-79 SeBaSa Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Mei 2022 SASTRA BANDING NOVEL KEMARAU KARYA NAVIS DENGAN NOVEL THE DRY KARYA JANE HARPER Adya Nitami 1, Dian Hartati 2 1,2,3 Universitas Singaperbangsa Karawang Received 2022-02-25Reviewed 2022-04-29Accepted 2022-05-05 The purpose of this study is to compare literary works in the novel Kemarau by Navis and the novel The dry by Jane Harper. The method used in this research is descriptive qualitative research method. In the management of the data generated using the analysis of the theory of sociology of literature. This study uses a comparison table contained in the novel Kemarau by Navis and the novel The Dry by Jane Harper. The results of comparison of social values contained in the two novels, the novel Kemarau by Navis explains social values and the values about life contained in the novel Kemarau by Navis. Meanwhile, Jane Harper's novel The Dry is quite the opposite, but there are still moral values inserted. Through this research, it is hoped that it can increase reader's interest in literary works, and can increase the interest of researchers in comparative literary research.. Novel, Comparative Literature, Drought, Fiction. 1810631080096 PENDAHULUAN Penelitian berkaitan pada perbandingan karya sastra lokal dan karya sastra luar, peneliti mengkaji nilai-nilai sosial yang terdapat pada novel Kemarau karya Navis dan novel The Dry karya Jane Harper dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra. Karena setiap karya sastra merupakan bentuk sebuah cerminan dari ekspresi diri manusia yang berbeda-beda tercermin dalam novel tersebut. Serta adanya penelitian ini, kita dapat memahami nilai-nilai sosial yang ada pada masyarakat, terutama pada hakikat kedudukan manusia dengan alam, serta memanusiakan manusia. Pada hakikatnya moral ialah perilaku baik/buruknya perilaku manusia terhadap lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi keadaan sekitar. Pada novel Kemarau karya Navis dengan The dry karya Jane Harper, terdapat nilai moral yang berkaitan dengan kemanusiaan terhadap sesama, maupun terhadap lingkungan keluarga. Pentingnya saling menjaga dan saling tolong-menolong serta pentingnya iman dalam kehidupan sangat berpengaruh dalam berperilaku. Pada novel Kemarau karya Navis terlihat jelas bahwa dengan adanya musibah kemarau berkepanjangan dapat terlihat nilai sosial yang ada, kebersamaan, ide kreatif, gotong-royong, sabar dapat terlihat jelas pada novel tersebut. SeBaSa Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Mei 2022 Sedangkan pada novel The dry karya Jane Harper, kekeringan pada iman mengakibatkan teka-teki dalam hidup, timbulkan penyakit hati pada saudara kandung mengakibatkan tidak adanya toleransi terhadap keluarga. Mengakibatkan adanya saling melukai bahkan saling membunuh sesama keluarga. Mengakibatkan pada novel tersebut kurangnya nilai moral disertai iman yang kuat. Novel merupakan karya sastra yang sekaligus disebut fiksi atau cerita rekaan. Menurut Nurgiyantoro 201510-13, novel mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang kompleks. Dibangun dengan menggunakan unsur pembangun atau dengan unsur-unsur cerita seperti unsur peristiwa, plot, tema, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain. Novel juga termasuk dalam jenis prosa, karena di dalam novel terdapat unsur fiksi atau sebuah rekaan. Menurut Aminnudin 201566 prosa fiksi adalah majas atau cerita yang diperankan oleh pelaku tertentu dengan tokoh, setting dan tahapan serta rangkaian cerita yang berangkat dari imajinasi pengarang sehingga menjadi sebuah cerita. Dalam prosa fiksi yang sering kita jumpai dalam bentuk cerpen, novel, roman, dan novelet yang berisi cerita dalam bentuk imajinasi dan novel merupakan salah satu jenis prosa fiksi yang dikenal oleh semua kalangan. Menurut Nurgiyantoro 20152 prosa adalah sebuah karya sastra yang berupa fiksi fiction, teks naratif narrative text, atau wacana naratif narrative discource, selain itu novel sering juga disebut sebagai prosa fiksi. Nurhasanah, 2014 Sastra adalah sebuah karya seni yang indah, dapat berupa tulisan dengan menggunakan Bahasa sebagai ide-ide yang imajinatif. Susastra berarti karangan atau lukisan yang baik dan indah. Kesusastraan berarti segala tulisan atau karangan yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan Bahasa yang indah. Sastra Sanskerta Shastra merupakan kata serapan dari Bahasa Sanskerta Sastra’, yang berarti “teks mengandung instruksi” “atau pedoman”, dari kata dasar Sas’ yang berarti “instruksi” atau “ajaran” dan Tra’ yang berarti “alat” atau “sarana”. Dalam Bahasa Indonesia kata ini bias digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti keindahan tertentu. Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bias dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan sastra oral. Menurut Swingewood dalam Faruk, 2017 1 mengatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang ilmiah dan bersifat objektif tentang manusia dan masyarakat, ilmu tentang pranata dan proses sosial. Jadi dapat dikatakan bahwa sosiologi sastra adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat, perilaku sosial yang saling berhubungan dalam kehidupan bermasyarakat. Kurangnya penelitian terkait sastra banding yang berkaitan dengan karya sastra lokal dan karya sastra luar negeri membuat penulis meneliti hal tersebut. Hal ini dapat meningkatkan kualitas dunia sastra, terutama pada minat baca yang membuat ke seruan tersendiri bagi pembacanya, mengenai SeBaSa Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Mei 2022 perbandingan sebuah karya yang sangat luar biasa. Maka dari itu penelitian ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas karya sastra pada perkembangan zaman, dan tentunya dapat meningkatkan minat baca terhadap karya sastra. Pada penelitian ini sangat diharapkan dapat menarik minat baca sehingga perkembangan literasi semakin berkembang. Maka dari itu dengan adanya penelitian ini dapat memicu peneliti lain, untuk meneliti mengenai sastra banding yang masih minim dalam penelitian. Pada penelitian ini sangat diharapkan adanya penelitian sastra banding yang lebih meluas untuk kedepannya. Perbandingan mengenai nilai-nilai sosial yang terdapat pada kedua novel memiliki pesan yang tersirat. Hal tersebut dapat diambil pada pesan moral yang disampaikan oleh penulis. Pada perbandingan karya sastra terdapat pembelajaran terutama mengenai kekeringan’ tentunya memiliki makna yang berbeda. Pada novel Kemarau dapat diartikan sebagai kekeringan dikarenakan musim kemarau, sedangkan pada novel The Dry mengenai kekeringan terhadap iman, dikarenakan adanya konflik hingga terjadinya pembunuhan. Relevansi data penelitian pernah dilakukan oleh Sanubari 2021 yang berjudul Kajian Ekspresif Terhadap Novel Kemarau Karya Navis. Penelitian ini fokus membahas kehidupan tokoh utama saja. Kenyataannya di balik itu, budaya, sindiran, dan ketaatan beragama dikemas dengan rapi di dalamnya. Hasil kajian menunjukkan karya sasra secara ekstrinsik ekspresif, kritik dari penulis karya terhadap prilaku manusia, pengenalan beberapa budaya Minangkabau, dan pengalaman pribadi Navis. Selain itu penelitian selanjutya dilakukan oleh Galang Garda 2020 dengan judul “Alam Takkambang Jadi Guru Pandangan Hidup Minangkabau Dalam Novel Kemarau Karya Navis”. Penelitian ini fokus dalam pembuktian realitas-realitas yang terdapat di dalam objek karya. Ada beberapa jenis realitas yang tercantum seperti pembahasan di atas. Realitas tersebut antara lain letak geografis yang relefan dengan salah satu kota di pulau Sumatra. Penggunaan kata dan gelar bagi laki-laki Minangkabau, misalnya saja sutan’. Sedikit reka adegan tradisi pinang-meminang bagi orang-orang Minangkabau. Otoritas Wali Negeri selaku Kepala Desa di lingkungan suku Minang. Terakhir adalah membicarakan soal sistem ijon’, yakni sistem pembagian hasil dari sistem kerja tradisional di Minangkabau. Sedangkan penelitian ini mengacu pada perbandingan dua novel yaitu novel Kemarau karya Navis dengan novel The Dry karya Jane Harper yang difokuskan pada komparasi nilai yang terkandung dalam kedua novel tersebut. Adanya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan dengan judul yang sama, namun berbeda dalam pengarang menyampaikan pesan. Perbandingan karya sastra ini peneliti membandingkan karya sastra indonesia dengan karya sastra luar negeri. Bertujuan bahwa setiap SeBaSa Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Mei 2022 pengarang memiliki ciri khas yang berbeda-beda, maka dari itu upaya dilakukan dengan adanya penelitian ini bertujuan supaya pembaca dapat memahami setiap alur yang dikisahkan, serta adanya perbandingan yang sangat menarik, dan pesan secara implisit yang berbeda-beda, alur cerita yang dibuat rumit oleh penulis membuat karya sastra tersebut sangat menarik untuk dibaca. METODE Pada penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif dapat memberikan data secara alamiah serta dengan adanya sifat penafsiran secara alamiah dan penafsiran yang berbeda-beda. Terutama pada novel Kemarau karya Navis dengan The dry karya Jane Harper. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu Sugiyono, 201830. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode sebagai paradigma interpretif dan konstruktif, yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat interaktif Sugiyono, 201813. Penelitian ini mengangkat dua karya sastra yang akan dibandingkan dengan kajian sosiologi sastra. Menurut Soejono Sukanto dalam Wiyatmi 2013 6-7 Sosiologi secara umum mempelajari mengenai jenis gejala-gejala sosial. Sosiologi sastra adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non sosial. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial berupa gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral. Metode yang digunakan dalam menganalisis novel Kemarau karya Navis dengan The dry karya Jane Harper yaitu metode kualitatif deskriptif. Pada metode ini merupakan prosedur penelitian yang dapat menghasilkan data deskriptif berupa uraian. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini ialah buku Kemarau karya Navis dengan The dry karya Jane Harper, kedua karya tersebut dipilih karena identik judul yang memiliki arti kekeringan, dan adanya nilai moral yang terkandung pada kedua novel tersebut. Sumber data dalam penelitian ini yaitu terdiri dari dua sumber. Sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer dalam penelitian ini diambil dari novel Kemarau karya Navis dan novel The dry karya Jane Harper. Sedangkan pada sumber data sekunder merupakan pelengkap data terlengkap yang digunakan dalam penelitian ini. seperti artikel, jurnal, situs internet yang berkaitan dengan objek penelitian. Teknik pengumpulan data pada novel Kemarau karya Navis dengan The dry karya Jane Harper, dengan menggunakan teknik 1 membaca novel Kemarau karya Navis dan novel The dry karya Jane Harper, 2 teknis pustaka seperti dokumen, internet, buku, catatan, dan lain sebagainya. SeBaSa Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Mei 2022 Kemudian penulis dapat membandingkan karya pertama dan karya kedua, dengan mengulas adanya perbedaan dari kedua karya tersebut serta membuat table perbandingan pada novel Kemarau karya Navis dengan novel The dry karya Jane Harper. Adapun Langkah analisis data pada penelitian ini yaitu a. Membaca novel Kemarau karya Navis dengan novel The dry karya Jane Harper. b. Menafsirkan keseluruhan teks novel Kemarau karya Navis dengan novel The dry karya Jane Harper. c. Mencatat untuk mengelompokan persamaan dan perbedaan novel Kemarau karya Navis dengan novel The dry karya Jane Harper. d. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian dan analisis data dalam novel Kemarau karya Navis dengan novel The dry karya Jane Harper. PEMBAHASAN Hasil pembahasan dalam penelitian ini yaitu adanya perbandingan karya sastra, serta nilai sosial yang terkandung pada karya sastra tersebut. Pada novel “Kemarau” karya Navis dengan novel “The Dry” karya Jane Harper sangat berbeda, namun mengenai unsur sosial. Pada unsur sosial peneliti membandingkan karya sastra dengan penulis lokal, lalu dibandingkan dengan penulis luar negeri. Nilai moral merupakan perilaku baik atau buruknya seseorang pada lingkungan sekitar, yang berdampak pada nilai kehidupan terutama pada kalangan sosial. Pada nilai moral dalam novel Kemarau karya Navis dengan The dry karya Jane Harper memiliki pesan moral serta dapat melihat pentingnya iman yang kuat dalam berperilaku dalam keluarga maupun lingkungan sosial. Pada novel “kemarau” karya Navis, menceritakan mengenai pola pikir masyarakat di kampung dengan usaha dalam mencapai sesuatu dan hubungan dengan sesamanya. Pada tokoh dan penokohan, tokoh Sutan duano merupakan orang yang taat akan agama dan juga seseorang yang rajin dan bijaksana, tokoh Gudam ialah orang yang pemberani, serta percaya diri dan mudah terpengaruh. Tokoh Acin ialah anak yang patuh pada orang tua. Pada novel Kemarau, alur cerita mengenai konflik terhadap kekeringan yang melanda, serta misteri yang terjadi akibat adanya kekeringan. Pada novel tersebut, memiliki nilai moral bagi pembacanya. Nilai moral yang terkandung memilki makna tersendiri, untuk saling membantu, serta gotongroyong untuk menyelesaikan masalah. Adanya pemikiran yang logis sebelum bertindak. Pada judul novel tersebut, sangat jelas memilki arti kemarau. Memilki halaman yang cukup tebal. Alur cerita memilki keunikan tersendiri. Novel Kemarau karya Navis, bukan novel terjemahan. Sedangkan pada novel kemarau, menceritakan musim kemarau yang berkepanjangan. Novel Kemarau, menggambarkan adanya SeBaSa Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Mei 2022 kekeringan yang melanda pada sebuah daerah, namun dengan kekeringan secara alamiah. Sedangkan pada novel kemarau, cocok pada semua kalangan. Karena tidak adanya unsur tragis pada alur cerita. Novel “Kemarau” karya Navis menceritakan mengenai seorang laki-laki yang berusia 50 tahun, lalu datang pada sebuah perkampungan bertujuan untuk merubah pola pikir masyarakat serta kehidupan masyarakat kampung. Laki-laki yang bernama Sutan duano berusaha mengubah pola pikir masyarakat yang membeku, serta pola pikir masyarakat yang masih berpikiran bahwa tidak ada gunanya usaha dan selalu putus asa. Berdampak setiap anggota masyarakat kurang terjalin. Nilai-Nilai Sosial dalam novel “Kemarau” Dalam penelitian ini, penulis memaparkan beberapa nilai-nilai sosial dalam novel “Kemarau” karya Navis, yaitu sebagai berikut 1. Nilai hakikat hidup manusia. Pada analisis ini, mengenai bagaimana masyarakat menganggap hidup itu buruk sehingga mencoba memperbaiki taraf kehidupannya dengan sebuah usaha baru. 2. Nilai hakikat hubungan manusia dengan alam sekitar. Pada analisis ini, sangat terlihat jelas bahwa hakikat manusia dengan alam sekitar sangat erat. “Buat apa kita payah- payah mengangkut air danau. Entah lusa, entah sebentar lagi tuhan menurunkan hujan. Sebagai petani, kita telah mengerjakan sawah kita. Kemudian kalau sawah itu kering karena hujan tak turun, tuhan lah yang punya kuasa kita sebagai umatnya, lebih baik menyerah dan berserah diri”. Pada kutipan di atas, sangat terlihat jelas bahwa manusia dengan alam tidak bisa dipisahkan. Nilai-Nilai Sosial dalam Novel “The Dry” Pada penelitian ini, penulis dapat memaparkan nilai-nilai sosial dalam novel “The Dry” karya Jane Harper, yaitu sebagai berikut 1. Nilai hakikat hidup manusia Pada analisis ini, mengenai hakikat hidup manusia yang terdapat pada novel The Dry sangat tidak ada, bahkan sifat memanusiakan manusia pun tidak ada, adanya pembunuhan pada keluarganya sendiri. Hal ini mengakibatkan kurangnya nilai sosial terhadap hakikat hidup manusia. 2. Nilai hakikat hubungan dengan manusia dengan sesamanya, pada novel The Dry karya SeBaSa Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Mei 2022 Jane Harper tidak ada sama sekali, hanya mengenai dendam yang harus dibalaskan, pada dasarnya manusia sangat membutuhkan manusia yang lainnya, namun pada tokoh Falk berbeda. Pada novel The Dry, alur cerita mengenai konflik antara keluarga. Pada novel tersebut mengenai misteri adanya pembunuhan terhadap saudaranya sendiri. Pada novel tersebut memilki nilai moral bagi pembacanya. Nilai moral yang terkandung memiliki makna tersendiri untuk saling menyayangi sesama saudara dan saling melindungi. Pada judul novel tersebut, memilki arti kekeringan/kemarau. Memiliki halaman yang cukup tebal. Alur cerita memilki keunikan tersendiri. Novel The Dry Karya Jane Harper, merupakan novel terjemahan. Pada novel tersebut, menceritakan misteri adanya pembunuhan yang secara terus menerus. Novel The Dry menggambarkan bahwa kekeringan pada novel tersebut merupakan, kekeringan pada iman, serta emosi yang tidak terkontrol. Kekeringan tersebut secara unsur biologis pada setiap tokoh yang diceritakan. Pada novel tersebut, tidak cocok untuk semua kalangan, karena adanya unsur tragis pada setiap alur cerita. Pada hasil pembahasan ini, peneliti hanya melihat unsur alur cerita secara keseluruhan, serta menjelaskan setiap karya tersebut. Adanya perbandingan yang sangat terlihat pada, alur cerita, maupun kisah yang ada pada perbandingan karya sastra tersebut sangat bertolak belakang, namun dengan adanya perbandingan karya sastra kita dapat melihat nilai moral yang terkandung dalam setiap perbedaan yang ada. Perbandingan dapat dilihat pada table berikut ini Tabel 1. Perbedaan Alur dan Kisah Novel The Drya dan Novel Kemarau Novel The Dry Karya Jane Harper, merupakan novel terjemahan. Novel Kemarau karya Navis, bukan novel terjemahan. Pada novel tersebut, menceritakan misteri adanya pembunuhan yang secara terus menerus. Sedangkan pada novel kemarau, menceritakan musim kemarau yang berkepanjangan. Novel The Dry menggambarkan bahwa kekeringan pada novel tersebut merupakan kekeringan pada iman, serta emosi yang tidak terkontrol. Kekeringan tersebut secara unsur biologis pada setiap tokoh yang diceritakan. Novel kemarau, menggambarkan adanya kekeringan yang melanda pada sebuah daerah, namun dengan kekeringan secara alamiah. Pada novel tersebut, tidak cocok untuk semua kalangan, karena adanya unsur tragis pada setiap alur cerita. Sedangkan pada novel kemarau, cocok pada semua kalangan. Karena tidak adanya unsur tragis pada alur cerita. SeBaSa Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Mei 2022 Tabel 2. Persamaan Alur dan Kisah Novel The Drya dan Novel Kemarau Pada novel The Dry, alur cerita mengenai konflik antara keluarga. Pada novel tersebut mengenai misteri adanya pembunuhan terhadap saudaranya sendiri. Pada novel tersebut memilki nilai moral bagi pembacanya. Pada novel Kemarau, alur cerita mengenai konflik terhadap kekeringan yang melanda, serta misteri yang terjadi akibat adanya kekeringan. Pada novel tersebut, memiliki nilai moral bagi pembacanya. Nilai moral yang terkandung memiliki makna tersendiri untuk saling menyayangi sesama saudara dan saling melindungi. Nilai moral yang terkandung memiliki makna, untuk saling membantu, gotong-royong untuk menyelesaikan masalah. Serta pemikiran yang logis sebelum bertindak. Memilki halaman yang cukup tebal Memilki halaman yang cukup tebal. Alur cerita memilki keunikan tersendiri. Alur cerita memilki keunikan tersendiri. Pada novel “The Dry” karya Jane Harper, merupakan novel yang sangat misterius bagi pembacanya penuh dengan misteri, banyaknya hal-hal palsu dan kebohongan dalam novel tersebut. Pada novel “The Dry” karya Jane Harper mengenai tragedi pembunuhan yang penuh dengan misteri, dalam keluarga adanya kebohongan, serta pengkhianatan. Sebuah kisah yang memiliki alur campuran, maju dan mundur. Pemilihan latar waktu dan tempat membuat pembaca tetap merasakan Susana misteri, Jane Harper berhasil membuat imajinasi pembaca sampai dengan alur cerita yang diberikan. SIMPULAN Kesimpulan pada penelitian ini, bahwa novel “Kemarau” karya Navis dan novel “The Dry” karya Jane Harper adanya persamaan mengenai nilai sosial, serta adanya kesamaan pada judul novel. Namun terlepas dari itu tentunya banyak sekali perbedaan yang terjadi. Pada proses membandingkan sebuah karya sastra lokal dengan karya sastra luar, sangat berbeda. Unsur sosial pada karya lokal lebih bisa terarah, sebaliknya dengan unsur sosial pada novel luar lebih nyata. Pada kedua karya tersebut sangatlah memiliki pesan yang tersirat di dalamnya, terutama pada unsur sosial. Setiap penulis memilki gaya serta ciri khasnya masing-masing. Maka dari itu dengan adanya perbandingan karya sastra kita menjadi tahu bahwa setiap penulis memilki daya Tarik sendiri untuk menghasilkan sebuah karya, dan dengan adanya perbandingan kita mengetahui persamaan yang ada pada karya yang dibandingkan. DAFTAR PUSTAKA Agus Nuryatin, Suseno, Ayu Oktafiyani. 2017. Transformasi Makna Simbolik Mihrab Pada Novel Ke Filma Dalam Mihrab Cinta Karya Habiburrahman El Shirazy Kajian Ekranisasi. Jurnal Unnes. 6 3. 2017. SeBaSa Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Mei 2022 Anggradinata. 2020. Model Kajian Sastra Bandingan Berperspektif Lintas Budaya Studi Kasus Penelitian Sastra di Asia Tenggara. 2020, 79-81. Damono, Sapardi Djoko. 1979. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta Balai Pustaka. Dipiwarawiri. 2017. Review Buku The Dry kemarau. buku/indonesia-dan- terjemahan/38- review-buku-the- dry-kemarau-jane- harpe. Diakses tanggal 03 November 2021. Faruk. 2017. Pengantar Sosiologi Sastra dan Strukturalisme Genetik sampai Post-modernisme. Yogyakarta PUSTAKA PELAJAR. Firdauzi Nur Sita, Hana Septiana Jamal, Dian Hartati. 2021. Kajian Sastra Banding Dengan Novel Salah Asuhan Dengan Novel Layla Majnun Pendekatan Psikologi Sastra. 2021, Vol 5, 2. Galang Garda Sanubari, Titik Maslikatin, Heru Saputra. 2021. Kajian Ekspresif Terhadap Novel Kemarau Karya Navis. 2021, Vol 22, 24-31. Guru, A. T. J., Hidup, P., Kemarau, M. D. N., & Navis, K. A. Humaniora Dan Era Disrupsi. Vol. 1, No. 1, Oktober 2020. Harper, Jane. 2017. The Dry. Edisi Terjemahan. Gramedia Pustaka Utama Autralian. Ilahi, Resmi. Analisis Nilai-Nilai Sosial Novel Kemarau Karya Navis Dalam Tinjauan Sosiologi Sastra, 1-24/. Nurgiyantoro, Burhan. 2015. Teori Pengkajian Fiksi. Edisi 11, Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Navis, 2003. Kemarau. Edisi 6. Grasindo. Jakarta. Nurhasanah, Een. 2014. Pengantar Kajian Kesusastraan. Karawang Diktat. Nursalim, M. P., Aryani, A., & Hayati, E. 2020. Bahasa Indonesia. Ratna, Nyoman Kutha. 2013. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta PustakaPelajar Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kombinasi Mixed Methods. Bandung Alfabeta. Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung Alfabeta. Wiyatmi. 2013. Sosiologi Sastra. Jakarta Kanwa Publisher. ... Novel bersifat imajinatif dan berfungsi sebagai penghibur bagi para penikmat atau pembaca oleh seluruh kalangan Nitami & Hartati, 2022. Gambaran kehidupan manusia dalam suatu zaman dapat tersajikan pada novel sehingga terlihat seperti realita masyarakat. ...Shabrina Amelia Mubiina AHNur Aini PuspitasariPenelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kritik sastra psikologi dalam mengungkapkan kecenderungan untuk aktualisasi, pengembangan diri manusia dewasa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan teknik analisi isi. Pendekatan yang digunakan teori kritik sastra psikologi Carl Rogers. Analisis data dilakukan dengan mencatat kutipan dalam novel Relung Rasa Raisa yang mengandung kritik psikologi sastra, mengumpulkan data berdasarkan instrument penelitian yang telah ditemukan ke dalam tabel data dan terakhir menganalisis data yang sudah dipilah berdasarkan teori Carl Rogers. Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu analisis kejiwaan pada novel Relung Rasa Raisa karya Lea Agustina Citra meliputi; 1 konsep aktualisasi diri berupa mewujudkan cita-cita tokoh 2 pengembangan konsep diri berupa tokoh mampu menerima kondisi yang terjadi 3 Konsep manusia dewasa pada novel ini yaitu Raisa dapat menjalani kehidupan dan memanfaatkan peluang yang ada dengan tekad kuat. Adapun kritik terhadap novel Relung Rasa Raisa yaitu terdapat pada kecenderungan untuk mengaktualisasi tokoh Raisa yang sudah tidak mempelajari bahasa Jerman karena kecewa atas diri sendiri. Lalu pengembangan konsep diri pada Raisa yang mudah berbohong karena terdapat pengaruh dari orang tua. Manusia dewasa pada novel ini terdapat penilaian pada tokoh Raisa yang tidak mampu mengelola emosi dengan cara mengepalkan tangan dan labil dalam Kunci Kritik Sastra, Novel Relung Rasa Raisa, Psikologi SastraFirdauzi Nur SitaHana Septiana Jamal Dian HartatiSastra lahir dari masyarakat, kemudian besar, dan berkembang di masyarakat. Sastra bukan hanya dinikmati dari keindahannya saja, bentuknya, isinya, pentasnya, alunan-alunan yang mengirinya. Melainkan sastra dapat meninjau seberapa jauh manusia berekspresi, melihat dan merasakan kesamaan dan perbedaan sudut pandang, dan makna sastra itu sendiri tiada berbatas zaman, serta melibatkan segala macam ilmu. Sastra Bandingan merupakan cabang ilmu sastra yang mengkaji karya sastra dalam beragam bentuk, fungsi, dan makna. Artikel ini mencoba meninjau dari aspek Psikologi Sastra akan dua karya sastra yang dibandingkan yakni novel yang berjudul "Salah Asuhan" karya Abdul Moeis dengan novel yang berjudul "Layla Majnun" karya Syaikh Nizami. Teori psikologi yang digunakan ialah teori Sigmund Freud 1923, ada tiga unsur kepribadian dalam teori psikoanalisis yaitu Id, Ego, dan Superego. Id merupakan sistem kepribadian yang asli, dibawa sejak lahir. Saat dilahirkan, id berisi semua aspek psikologi yang diturunkan seperti insting, impuls, dan drives. Dari id ini kemudian muncul ego dan superego. Ego beroperasi mengikuti prinsip realita. Sedangkan, superego berkaitan dengan kekuatan moral dan etika dari kepribadian yang beroperasi, memakai prinsip idealistik, sebagai lawan dari id dan ego. Tinjauan ini dimaksudkan guna meneliti kejiwaan atau psikologis tokoh utama dari kedua novel tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah dua novel di di atas. Sampel di sini adalah ujaran narasi ataupun ujaran dari tokoh kedua novel tersebut. Hasil penelitian ini berupa ujaran narasi atau ujaran tokoh utama yang berkenaan dengan id, ego, dan superego pada kedua novel tersebut yang kemudian dideskripsikan dengan interpretasi. Kata Kunci kajian bandingan, psikologi sastra, salah asuhan, layla majnunAsia DiTenggaradi Asia Tenggara. 2020, 79-81. Sastra Sebuah Pengantar RingkasSapardi DamonoDjokoDamono, Sapardi Djoko. 1979. Sosiologi Sastra Sebuah Pengantar Ringkas. Jakarta Balai T J GuruP HidupM D N KemarauK A NavisGuru, A. T. J., Hidup, P., Kemarau, M. D. N., & Navis, K. A. Humaniora Dan Era Disrupsi. Vol. 1, No. 1, Oktober Dry. Edisi Terjemahan. Gramedia Pustaka Utama AutralianJane HarperHarper, Jane. 2017. The Dry. Edisi Terjemahan. Gramedia Pustaka Utama NurgiyantoroNurgiyantoro, Burhan. 2015. Teori Pengkajian Fiksi. Edisi 11, Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Navis, 2003. Kemarau. Edisi 6. Grasindo. NurhasanahNurhasanah, Een. 2014. Pengantar Kajian Kesusastraan. Karawang Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta PustakaPelajar SugiyonoNyoman RatnaKuthaRatna, Nyoman Kutha. 2013. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta PustakaPelajar Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kombinasi Mixed Methods. Bandung Penelitian Pendidikan Pendekatan KuantitatifSugiyonoSugiyono, 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung Alfabeta. - Robohnya Surau Kami adalah kumpulan cerita pendek yang mengantarkan Navis meraih ketenaran di dunia sastra. Awalnya, cerpen ini terbit perdana pada tahun 1955 melalui majalah cerpen tersebut dimasukkan ke dalam buku kumpulan cerpen Navis yang diterbitkan Penerbit NV Nusantara di tahun 1956. Dengan oplah sekitar 3 ribu eksemplar, buku itu sampai naik cetak hingga 11 kali pada tahun 1961. Penerbitan kumpulan cerpen Navis lantas diambil alih penerbitannya oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama di tahun 1986. Dan, buku tersebut tetap laku keras dan beberapa kali dicetak ulang. Mengutip situs Ensiklopedia Kemdikbud, kumpulan cerpen Navis awalnya berisi 8 judul cerpen yaitu 1 Robohnya Surau Kami; 2 Anak Kebanggaan; 3 Nasihat-Nasihat; 4 Topi Helm; 5 Datangnya dan Perginya, 6 Pada Pembotakan Terakhir; 7 Angin dari Gunung; dan 8 Menanti Kelahiran. Pada edisi kedua yang diterbitkan PT Gramedia, ditambahkan lagi dua cerpen Navis yang berjudul Penolong dan Dari Masa ke Masa. Sinopsis Robohnya Surau Kami Dalam kumpulan cerpen Robohnya Surau Kami terdapat 10 cerpen dengan ringkasan cerita seperti berikutRobohnya Surau KamiCerpen pertama berjudul Robohnya Surau Kami. Di dalamnya berisi kisah penjaga surau yang taat beribadah namun memilih mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Penyebabnya yaitu dia menerima sindiran dari seorang pembual bahwa hidup tidak diridhoi Allah jika hanya beribadah tapi meninggalkan amal KebanggaanCerpen kedua berjudul Anak Kebanggan. Cerpen ini bercerita tentang seorang ayah yang ingin anak laki-laki mendapat kesuksesan dengan mengharapkannya menjadi dokter. Tapi, impian itu melayang saat anaknya meninggal ketiga berjudul Nasihat-nasihat. Pada cerpen ini diceritakan terdapat orang tua yang hidup lama dengan segudang asam-manis kehidupan. Dia merasa tahu segalanya. Suatu kali orang tua ini menafsirkan kisah cinta Hasibuan pada seorang gadis yang baru dikenal di atas bus. Orang tua tersebut mengatakan jika gadis itu kurang sopan dan meminta Hasibuan menjauhinya. Ternyata justru sebalik, si gadis adalah orang baik, sopan, dan HelmCerpen keempat berjudul Topi Helm. Di dalamnya dikisahkan perlakuan sewenang-wenang masinis kereta api pada bawahannya yang menjadi tukang rem gerbong bernama Pak Kari. Pak Kari sangat menghargai topi helmnya. Suatu kali Pak Kari bersalah telah lalai meninggalkan tugas mengerem gerbong kereta api. Penyebabnya, topi helm miliknya jatuh dan dia turun ke bawah gerbong padahal kereta perlu direm. Walhasil masinis marah dan membakar topi itu. Hal ini membuat Pak Kari merasa dendam. Dia lalu melempar bara api panas ke muka masinis saat berada di gerbong kereta dan PerginyaCerpen kelima adalah Datangnya dan Perginya. Diceritakan seorang ayah tidak menggubris anak-anak dari salah seorang istrinya. Saat menua, dia memperoleh surat dari anaknya untuk hadir berkunjung bertemu menantu dan cucunya. Meski awalnya muncul sikap angkuh, malu, dan bersalah, dia pergi juga memenuhi undangan itu. Lalu, dia bertemu mantan istrinya yang ternyata membuka rahasia mencengangkan. Anaknya yang bernama Masri menikahi Arni, yang tidak lain masih satu keturunan beda ibu. Sontak si ayah marah karena mantan istrinya tidak memberitahukan kekeliruan itu pada Masri. Keduanya lalu berdebat. Sang ayah lantas mengalah dan pulang tanpa menemui kedua Pembotakan TerakhirCerpen keenam bertajuk Pada Pembotakan Terakhir. Inti cerita yaitu mengisahkan Maria yang memperoleh perlakuan kejam dari neneknya. Padahal, Maria adalah anak yatim yang memerlukan dari GunungCerpen ketujuh adalah Angin dari Gunung. Cerpen ini bercerita tentang pertemuan dua mantan kekasih yang sudah berpisah selama 9 tahun. Bedanya dengan dulu, si gadis kini cacat namun tetap bersemangat menjalani hidup dengan mengabdikan diri untuk menjaga KelahiranCerpen kedelapan yaitu Menanti Kelahiran. Diceritakan terdapat pasangan muda yang menunggu lahirnya anak pertama. Suatu kali mereka ditipu orang yang menyamar sebagai pembantu rumah tangga. Orang itu berlagak melarat sehingga menimbulkan iba di hati pasangan tersebut. Dia dipekerjakan namun akhirnya mencuri barang-barang di rumah. Sang istri merasa syok yang memicu kontraksi rahim dan membuat si bayi lahir dalam keadaan kesembilan berjudul Penolong. Cerita cerpen ini seputar peristiwa kecelakaan kereta api di Batang Anai. Korban sangat banyak mengingat saat ini kereta api dipenuhi penumpang. Salah seorang penumpang bernama Sidin ikut membantu menyelamatkan korban. Dia bersusah payah ikut meringankan penderitaan orang lain saat Masa ke MasaCerpen terakhir adalah Dari Masa ke Masa. Cerpen ini dibuat berdasarkan pengalaman pengarang sewaktu masih muda. Di zaman dahulu banyak orang tua yang meminta anaknya untuk meminta nasihat pada orang tua-tua sebelum melakukan sebuah pekerjaan yang dianggap penting. Namun, kebiasaan itu berbeda dengan sekarang. Anak-anak sekarang malas bertanya dan meminta nasihat orang tua. Mereka tidak menampakkan kemajuan dan kurang inisiatifnya. Biografi Navis Ali Akbar Navis merupakan kelahiran Kampung Jawa, Padang Panjang, Sumatera Barat pada 17 November 1924. Dia meninggal dunia 22 Maret 2003 di Padang setelah mengalami sakit. Kepergiannya membawa duka bagi sang istri, Aksari Yasin, dan ketujuh anaknya yang terdiri dari Dini Akbari, Lusi Bebasari, Dedi Andika, Lenggogini, Gemala Ranti, Rinto Amanda, dan Rika Anggraini. Navis adalah sastrawan yang mendapat julukan "pencemooh nomor wahid" dan "sastrawan satiris ulung". Gelar tersebut sesuai dengan gaya penulisan Navis dan penggambaran karakter tokoh-tokoh kritis pada karya-karyanya. Para tokoh ini memberikan sikap kritis terhadap berbagai persoalan hidup. Robohnya Surau Kami adalah cerpen pertamanya yang memberikan sindiran tajam pada pelaksanaan kehidupan beragama. Karyanya ini telah mengguncang penikmat sastra Indonesia. Gaya kritis Navis tampak pula pada novel Kemarau 1967 dan cerpen berjudul Jodoh. Navis merupakan lulusan Perguruan Indonesche Nederlandsche School INS Kayutanam di tahun 1946. Dia saat itu telah bekerja sebagai pabrik porselen di Padang Panjang pada tahun 1944 - 1947. Dia lantas diangkat sebagai Kepala Bagian Kesenian, Jawatan Kebudayaan Sumatera Barat di Bukittinggi pada 1955 -1957. Navis pernah menjadi Pemimpin Redaksi Harian Umum Semangat pada 1971 - 1972. Lantas, dia mulai fokus sebagai anggota DPRD Sumatera Barat periode 1971 - 1982. Usai purna tugas jadi anggota DPRD, dia mundur dari dosen luar biasa di Fakultas Sastra, Universitas Andalas. Semenjak itu, Navis mulai mencurahkan pikiran untuk menulis. Dia selalu termotivasi dengan pertanyaan setelah membaca buku karya Hamka yakni "orang lain bisa menulis, mengapa saya tidak?"Baca juga Bagaimana Kuntowijoyo Meramu Sejarah dan Sastra Sekaligus? Sinopsis Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer Robohnya Surau Kami dan Navis yang Dianggap Mengejek Islam - Sosial Budaya Kontributor Ilham Choirul AnwarPenulis Ilham Choirul AnwarEditor Alexander Haryanto Ketika nama sastrawan Ali Akbar Navis atau AA Navis disebut, kita mungkin akan langsung mengingat "Robohnya Surau Kami". Cerpen karangan Navis yang terbit pertama kali di majalah Kisah pada 1955 itu kemudian dikenal luas masyarakat. Soalnya, cerpen itu bukan hanya mendapat apresiasi positif dari pembaca dan pengamat sastra, tapi juga kontroversial karena dinilai mengejek Islam oleh beberapa tahukah kamu bahwa dua tahun kemudian Navis menulis cerpen lain yang juga mendulang lebih banyak kontroversi setelah diterbitkan harian Nyata di Bukittinggi dan majalah Siasat di Jakarta? Judul cerpen itu "Man Rabuka". Saking kontroversialnya, Nyata dan Siasat sampai harus mencabut cerpen tersebut dan meminta pembaca menganggap "Man Rabuka" tidak pernah ada."Ini. Ini enak, Tuan Malaikat. Isaplah candu ini. Enak ini. Reguklah tuak ini. Sedap ini. Lihatlah gambar-gambar ini, alangkah cantik-cantiknya wanita ini, Tuan Malaikat. Inilah surga, Tuan Malaikat."Ali Akbar Navis pernah mengikuti Konferensi Pengarang Asia-Afrika di Denpasar, Bali pada 1963. Foto Oey Hay Djoen/ISSI/ ucapan Jamain, tokoh utama dalam cerpen "Man Rabuka", kepada malaikat di alam kubur. Dalam cerpen karangan Navis ini terjadi percakapan antara malaikat dan dua jasad bersaudara, Jamain dan Jamalin. Semasa hidupnya, tabiat dua bersaudara ini bak bumi dan langit. Jamain hidup bergelimang dosa, sedangkan Jamalin yang alim lekat dengan ibadah .Secara harfiah, man rabbuka berarti "Siapa Tuhanmu?". Dalam ajaran Islam, pertanyaan ini akan ditanyakan malaikat kepada manusia di alam kubur. Namun, Jamain dalam kisah “Man Rabuka” malah mengartikan pertanyaan malaikat itu "Apa bekalmu?". Dan, karena ia dikubur bersama peti berisi candu, tuak, gambar porno, maka Jamain mengajak malaikat untuk menikmati barang-barang haram cerita, malaikat kemudian terbujuk dan terlena. Ia bahkan marah besar saat botol tuak milik Jamain sudah kosong. Malaikat lalu menendang Jamain dengan kaki kanan, sehingga ia melayang ke surga. Sementara Jamalin kena tendang kaki kiri malaikat sampai ia mendarat di kumpulan cerpen "Robohnya Surau Kami".Berkat imajinasi Navis yang kreatif dan berani, cerpen "Man Rabuka" jadi kental dengan kritik tajam sekaligus jenaka serta satire. Namun, kalangan umat Islam menilai cerpen itu sangat melecehkan agama Islam. Setelah dicabut dan dianggap tidak ada oleh harian Nyata dan majalah Siasat, "Man Rabuka" akhirnya hilang ditelan bumi. Cerpen ini juga tak pernah dibahas dalam sastra setengah abad kemudian, Ismet Fanany, dosen dan peneliti Deakin University di Australia, berhasil menemukan cerpen "Man Rabuka" di edisi majalah Siasat yang tersimpan dalam microfiche lembaran film 10 x 15 sentimeter di perpustakaan Monash University, Melbourne, analisa Ismet, seperti dikutip majalah Tempo, cerpen tersebut hilang karena tiga sebab. Pertama, banyak orang menganggap "Man Rabuka" memberi gambaran tidak baik tentang Islam. Kedua, cerpen ini diduga lanjutan dari "Robohnya Surau Kami" yang juga dinilai melecehkan Islam. Ketiga, cerpen ini terbit dalam suasana Sumatera Barat menentang kebijakan pemerintah Soekarno. Buktinya, pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia PRRI terjadi dua bulan pasca terbitnya "Man Rabuka".AA Navis bersama Gubernur DKI Ali Sadikin. Foto Yayasan LontarMenurut Ismet, "Man Rabuka" adalah korban "Robohnya Surau Kami" yang terbit lebih dulu dua tahun sebelumnya. "Sewaktu 'Robohnya Surau Kami' terbit, berbagai kalangan menganggap Navis mengejek Islam dan malah ada yang menuduhnya komunis atau Murba. Ketika 'Man Rabuka' terbit, tuduhan dan ejekan orang jauh kebih kuat," tulis Ismet."Sejak itu 'Man Rabuka' tidak pernah muncul lagi dalam antologi cerpen Navis yang banyak sekali jumlahnya. Sedangkan 'Robohnya Surau Kami' sepertinya dimaafkan dan muncul dalam berbagai antologi," kata Ismet dalam kolomnya "Mengumpulkan Cerpen Navis yang Terserak" di majalah Tempo edisi 4 September sebagai anggota Partai Komunis Indonesia PKI terhadap Navis dibenarkan Aksari Jasin, 86 tahun. Menurut istri Navis ini, setelah "Robohnya Surau Kami" terbit, mereka pernah didatangi polisi. "Nanti jika Papi tidak pulang, cari saja ke kantor polisi," kata Aksari teringat ucapan mendiang suaminya saat Navis bersama istri, Aksari Jasin. Foto Majalah TempoTak hanya itu. Pada 8-11 Agustus 1963, Navis mengikuti Konferensi Pengarang Asia-Afrika di Denpasar, Bali. Sepulang dari acara itu, ia dicap komunis dan dijauhi teman-teman pengarang di Sumatera Barat. Sebab, konferensi tersebut dihadiri para pengarang berhaluan kiri, seperti Pramoedya Ananta Toer dan Agam pengarang Islam, Navis membantah tudingan itu dengan menulis cerpen "Kemarau di Maninjau". Isi cerpen itu menegaskan pandangan keislaman Navis dan juga soal humanisme yang terkontrol oleh agama. Baginya, humanis yang tidak terkontrol oleh keimanan adalah "Robohnya Surau Kami" sendiri terinspirasi dari pengalaman nyata Navis saat pulang ke Padang Panjang dan melewati surau tempat belajar mengajinya semasa kecil. Surau itu sudah runtuh. Ia lalu bertanya kepada seorang perempuan yang tinggal dekat situ. Kata perempuan tersebut, sejak kakek garin-nya dalam bahasa Minangkabau, garin berarti penjaga masjid, red meninggal, tidak ada lagi yang mau Navis lahir pada 17 November 1924 di Kampung Jawa, Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Ia adalah anak tertua dari 12 bersaudara. Ayahnya Nafis Sutan Marajo dan ibunya bernama Sawiyah. Jiwa seninya sudah terlihat sejak ia masih kecil. Ia menyukai kerajinan tanah liat dan antologi ini memuat 68 cerpen karangan AA remaja, ia bergabung dalam grup kesenian Barisan Seni Bangsa yang rajin mementaskan sandiwara, musik, dan melakukan pameran seni lukis. Ia juga mendirikan kelompok Seniman Muda Indonesia dan masuk dalam Sumatera Symphony Orchestra sebagai pemain berusia 28 tahun, Navis sempat tiga tahun bekerja sebagai pegawai pemerintah di Departemen Pendidikan di Bukittinggi. Di kala senggang, pria humoris ini menulis cerita dan sandiwara dengan mesin ketik di kantornya untuk disiarkan di Radio Republik Indonesia otobiografinya, Navis Satiris dan Suara Kritis dari Daerah 1994, Navis menyatakan bahwa menulis karya sastra merupakan bentuk ekspresi kegiatan intelektualnya. Ia selalu menyoroti kehidupan sosial, manusia, dan kemanusiaan dalam setiap karya sastranya. Ia juga setia menjadikan Minangkabau sebagai ruh dari karya-karyanya baik dalam wujud tokoh, perilaku, maupun lingkungan buku otobiografi ini, AA Navis juga mengungkapkan visi di "Man Rabuka", Navis juga mengangkat cerita tentang kehidupan sebelum dan setelah mati dalam cerpen "Dokter dan Maut", yang mengisahkan proses kematian lewat dialog antara Maut dan calon mayat. Begitu pula dalam cerpen "Sebuah Wawancara" yang menuturkan tentang wartawan yang bercerita kepada para nabi tentang kondisi kehidupan data Ismet Fanany, AA Navis sudah menulis 69 cerpen sampai akhir hayatnya pada 23 Maret 2003. Akan tetapi, hanya 68 cerpen yang berhasil ditemukan untuk dikumpulkan dalam buku Antologi Lengkap Cerpen Navis 2004. Satu cerpen yang masih belum ditemukan itu berjudul "Baju di Sandaran Kursi".Bagi Ismet, masa berkarya AA Navis begitu panjang. Ia juga selalu menunjukkan keberanian dan kebebasan sebagai penulis, serta senantiasa berusaha mencari kesempurnaan dalam membuat Majalah Tempo edisi 4 September 2016Sumber foto header Wikipedia/

cerpen kemarau karya aa navis